Tantangan Berat Tenaga Kerja Indonesia di Zaman Industri

Tantangan Berat Tenaga Kerja Indonesia di Zaman Industri – Pandemi telah mengubah secara mendalam ekonomi, sosial, budaya, dan dunia kerja, merombak hampir semua aspek kehidupan kita. Dampaknya menyebar luas, menciptakan perubahan signifikan yang terasa di setiap sudut masyarakat. Ini bukan hanya masalah kesehatan, tapi krisis global yang merembet ke berbagai sektor kehidupan.

Dampak Krisi yanng Sangat Mencolok 

Krisis ketenagakerjaan tampak jelas dari penurunan tajam rasio antara jumlah pekerja dan total populasi usia kerja. Perubahan ini mencerminkan dampak luas dari ketidakstabilan ekonomi yang mempengaruhi lapangan kerja, menyisakan jejak nyata dalam statistik tenaga kerja. Penurunan rasio ini menunjukkan berkurangnya kesempatan kerja dan menyoroti tantangan besar pasar kerja dalam menghadapi ketidakpastian global.

Menurut data dari BPS, pada akhir 2020, tingkat pengangguran terbuka melonjak mencapai 9,77 juta orang. Namun, memasuki awal 2021, angka ini menunjukkan penurunan menjadi 8,75 juta orang. Penurunan ini menggambarkan adanya perbaikan yang signifikan dalam situasi ketenagakerjaan, meskipun pemulihan total belum tercapai. Kondisi ini menunjukkan langkah positif di tengah tantangan ekonomi, memberi harapan baru untuk pasar kerja yang lebih stabil di masa depan.

Hibuan Kemenko PMK

Femmy Eka Putri mengungkapkan bahwa pemerintah meluncurkan inisiatif Program Percepatan Ekonomi Nasional untuk meningkatkan kualitas anak perempuan dan pemuda. Program ini dirancang untuk mengatasi tantangan dan mempercepat pertumbuhan, dengan fokus pada peningkatan kualitas hidup anak perempuan dan pemuda. Upaya strategis tersebut bertujuan untuk menggerakkan ekonomi dan menciptakan peluang baru, menandai langkah penting dalam pembangunan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari upaya penanganan menyeluruh terhadap aspek-aspek vital masyarakat seperti kesehatan, perlindungan sosial, dan dukungan program prioritas serta insentif usaha, Program Percepatan Ekonomi Nasional berperan sebagai instrumen utama,” ungkapnya dalam orasi ilmiah pada Sidang Terbuka Senat STIE Muhammadiyah Jakarta, yang berlangsung di Gedung Sasono Langem Budoyo pada Sabtu (6/11). Penjelasan ini menggambarkan bagaimana program tersebut menjadi kunci dalam merespons berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat.

Femmy menjelaskan bahwa untuk menghadapi tantangan tersebut, upaya pembangunan dan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan melalui reformasi pendidikan, bertujuan untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan kualitas SDM yang lebih baik dan lebih inklusif di seluruh masyarakat.

Akademisi perlu mendorong reformasi pendidikan dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran dalam pelatihan vokasi.Ini memungkinkan lembaga vokasi lebih fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan dinamika pekerjaan di era industri 4.0, siap menghadapi tantangan.

Berbagai strategi reformasi pendidikan telah diterapkan, termasuk pembaharuan kurikulum, pengembangan program studi, dan pembangunan pusat riset serta inovasi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk mengasah kualitas Sumber Daya Manusia, memastikan mereka siap menghadapi tuntutan dan perubahan di era modern.

Cara Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Di era industri 4.0, Indonesia menghadapi tantangan besar menyiapkan SDM unggul dan berdaya saing tinggi untuk bersaing global. Ini memerlukan upaya strategis untuk memastikan bahwa SDM kita siap bersaing di panggung global yang semakin kompetitif.

SDM unggul adalah angkatan kerja Indonesia yang profesional, produktif, dan kompetitif. Mereka siap menghadapi tantangan global serta menghadapi revolusi industri 4.0 dengan keterampilan dan kesiapan yang tinggi, menjadikan mereka pemain kunci di era teknologi dan persaingan internasional yang semakin ketat.

Menurut Deputi Femmy, perguruan tinggi memiliki peran krusial dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia untuk menghadapi tantangan Era Revolusi Industri 4.0. Mereka adalah garda depan dalam membekali generasi mendatang dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk sukses di era digital yang penuh dinamika ini.

Untuk memperkuat perannya, perguruan tinggi perlu mengimplementasikan mata kuliah khusus yang mendalami Teknologi Informasi dan Komunikasi. Langkah ini memastikan mahasiswa memahami dasar, mengeksplorasi aspek teknis, dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan era digital secara mendalam.

Seluruh pihak, terutama pemangku kepentingan pendidikan, harus fokus pada penciptaan grand design untuk pengembangan pendidikan masa depan. Langkah kolaboratif penting untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja masa depan dan memastikan sistem pendidikan siap menghadapi tuntutan yang berkembang.

Kesimpulan 

Di era industri modern, tenaga kerja Indonesia menghadapi tantangan berat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan agar sesuai dengan perkembangan teknologi dan dinamika pasar global. Transformasi menuju industri 4.0 memerlukan SDM yang tidak hanya unggul tetapi juga berdaya saing tinggi. Untuk mengatasi tantangan ini, perlu adanya reformasi pendidikan, kolaborasi strategis, dan penyesuaian kurikulum yang mendalam. Upaya-upaya ini diharapkan dapat mempersiapkan tenaga kerja Indonesia untuk memenuhi tuntutan dan peluang di pasar global yang semakin kompetitif.

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *